Kamis, 03 Januari 2013

APA KENANGAN TERINDAHMU

"Apa kenangan terindahmu?"

Aku terdiam sejenak, mencoba mengigat segala memori indah selama lebih dari dua dekade aku menghabiskan hidupku di dunia ini. "Entahlah, tertalu banyak hal indah di belakang sana. Dan aku tidak terlalu suka untuk mengingatnya terlalu lama"

"Aku menemukan sedikit paradoks di dalam pernyataanmu itu"

"Kau tahu, hidupku sangat dipenuhi kenangan-kenangan indah di masa lalu, dan satu-satunya hal paling pahit adalah ketika aku menyadari bahwa itu semua hanyalah masa lalu. Kita tidak pernah bisa mundur ke belakang."

"Aku paham", dirinya terdiam tanda mengerti. Sehebat apapun manusia, pada akhirnya waktu adalah suatu dimensi kekal yang tidak dapat kita taklukkan. Waktu-lah yang menunjukkan bahwa kita manusia, bukan Tuhan ataupun Dewa (jika itu benar ada).

"Masa lalu memang indah, tetapi itu sdah berlalu. Yang lebih utama adalah bagaimana kita bisa terus menikmati masa sekarang..."
"Around here, however, we don’t look backwards for very long. We keep moving forward, opening up new doors and doing new things… and curiosity keeps leading us down new paths.” - Walt Disney
"... ada banyak hal indah di dunia ini. Ada banyak cita-cita dan impian yang menunggu untuk diwujudkan. Jutaan impian besar yang harus kita bangun sebongkah demi sebongkah. Dan itu memerlukan ketetapan hati yang kuat dan kemauan."

Moving Forward (jesskat-art.deviantart.com)

"Aku tahu, kita harus menjadi kereta bukan?"

"Maksudmu?", aku tidak memahami maksudnya.

"Ada kalanya kita harus memutuskan untuk menutup telinga dan mulai berjalan. Di jalan nantinya akan ada banyak keributan dan kebisingan yang mengganggu kita. Namn bagaimana juga kita harus terus fokus dan berjalan menuju ujung rel."

"Kau benar, dunia ini terlalu indah untuk dihancurkan oleh perasaan pesimis dan cibiran. Ada impian-impian yang harus kita bangun sebongkah demi sebongkah. Tidak banyak, tetapi cukup besar ketika itu semua disatukan. Dan itu sudah cukup untuk membuat dunia menjadi lebih baik."
Siapa yang memberi makan pada dunia? Petani yang dengan diam-diam mengerjakan sawahnya. Siapa yang memayu ayuning bawana? Hanya mereka yang bekerja keras, mengeluarkan keringat dengan perbuatan yang nyata.(C.S. Adama van Scheltema)

Minggu, 09 Desember 2012

Sejarah Perkembangan Home Care Di indonesia dan Manajeman Home Care

MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN
Manajemen data dan  informasi kesehatan adalah pengelolaan data dan informasi kesehatan mulai dari input (sumber data), pengumpulan, pengolahan, analisis, penyajian dan publikasi data & informasi. Adanya Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dapat memberikan dukungan informasi dalam proses pengambilan keputusan di semua tingkat administrasi pelayanan kesehatan.
Kesehatan (MIK) yang fokus pelayannnya ditujukan pada unsur informasi dengan tugas-tugas yang menekankan pada penngumpulan, analisis, yang tertuju pada cakupan  pengguna informasi yang lebih luas, seperti kepentingan , manajer, provider (pemberi layanan kesehatan), dan pasien. “Good Clinical Governance” merefleksikan  kinerja institusi pelayanan kesehatan melakukan pembenahan dalam sistem pencatatan, pengolahan data dan analisa data medis secara integrated, lengkap, akurat, tepat waktu, dan mutakhir.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah tatanan berbagai komponen data dan informasi kesehatan yang saling terkait satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan data dan informasi tentang kondisi kesehatan dan kinerja kesehatan suatu wilayah. Manajemen data dan informasi kesehatan satu pintu adalah pengelolaan data dan informasi kesehatan mulai dari input (sumber data), pengumpulan, pengolahan, analisis, penyajian dan publikasi data & informasi baik ditingkat Puskesmas

Ekonomi Kesehatan.
Ilmu ekonomi kesehatan merupakan integrasi 2 cabang ilmu yang sudah mapan yaitu Ilmu Ekonomi dan Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Ekonomi kesehatan memegang peranan yang sangat strategis dalam era pelayananan kesehatan yang harus terkendali mutu dan biayanya (managed care). Dalam  bidan pembiayaan kesehatan disiplin ekonomi sebagai sebuah  ilmu terapan dapat digunakan sebagai dasar alokasi sumberdaya  kesehatan yang semakin terbatas. Dengan keterbatasan sumber daya kesehatan ini maka tidak semua anggaran dapat dialokasikan ke semua sektor sebagaimana yang diharapkan.
Ilmu ekonomi kesehatan adalah penerapan ilmu ekonomi dalam upaya kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Sesuai dengan batasan tersebut, Ilmu Ekonomi Kesehatan membahas tentang:
1.  Alokasi sumber daya dari berbagai program kesehatan
2. Besar sumber daya yang dipergunakan dalam pelayanan kesehatan.
3. Pengorganisasian dan pembiayan institusi kesehatan terkait pelayanan langsung dan institusi penunjang
4. Efisiensi dan efektifivitas sumberdaya kesehatan
5. Efek pelayanan preventif, kuratif dan rehabilitatif terhadap kesehatan penduduk
Alasan mempelajari ilmu ekonomi kesehatan
1.Kepentingan ekonomis : dalam menentukan apa yang akan diadakan untuk
suatu negara perlu dikaji sisi ekonominya secara baik.
2. Pasr Yankes :  mekanisme pasar untuk  jasa  kesehatan  jauh   berbeda  dengan  mekanisme  pasar lainnya. Konsumen yankes agak  sulit  menentukan  pilihan  atau  mengukur  apakah  produk yang dibayarkan atau dibeli itu memang benar-benar diperlukan, apakah pemeriksaan dengan alat tertentu memang benar-benar diperlukan dll.

Sejarah perkembangan ilmu ekonomi kesehatan
1.Sir Williams Petty (Ahly Statistik dan Ekonom Ingris1623-1687) mengkaji dan mengukur nilai kehidupan manusia dikaitkan dengan produksi dalam wabah penyakit kholera di London.
2.Chadwick (ahli ekonom Inggris 1862) berpendapat perbaikan sanitasi sesuatu investasi yang bermakna daripada membayar Rumah Sakit untuk mengobati orang sakit
3.Van Dine (Ekonom Amerika Serikat 1916) Penurunan produksi pertanian akibat serangan malaria di Lousiana, Amerika Serikat.
4.Sinton ( India, 1935-1936) Kerugian ekonomi akibat  penyakit malaria yang berakibat kematian dan kecacatan.
5.Russel dan Menon (1942) Dampak penyakit malaria terhadap suply tenaga kerja dan pendapatan mereka di beberapa kelompok orang Indian, Amerika Serikat.
6.Ilmu Ekonomi Kesehatan sebagai suatu disiplin ilmu mulai diakui tahun 1950 di Amerika Serikat dan tahun 1960 di Inggris.
7.Indonesia pada era tahun 1970-an yang dimotori oleh tokoh-tokoh litbangkes mulai menerapkan teori Ilmu Ekonomi dibidang kesehatan.
Ruang lingkup ilmu ekonomi kesehatan

A.KAJIAN EKONOMI MAKRO (MACRO ECONOMIC)
Menelaah sektor ekonomi secara makro/menyeluruh (global) serta hubungannya secara timbal balik dengan sektor lain, menganalisa pengaruh kebijakan dan implementasi pembangunan sektor lain terhadap kesehatan. Contoh:
1.Hubungan adanya bendungan Aswan di Mesir dengan kejadian penyakit schistosomiasis
2.Pengaruh pembukaan hutan dengan kejadian Malaria di Brazil
3.Kegiatan Industri Newmont dengan keracunan mercuri

B.KAJIAN EKONOMI MIKRO (MICRO ECONOMIC)
Menelaah aspek produksi (suply), konsumsi (demand/utilisasi) pelayanan kesehatan. ASPEK PRODUKSI (Suply) contoh:
1.Menelaah biaya dari berbagai input program kesehatan seperti sarana gedung, alat   kesehatan dan tenaga kesehatan.
2.Analisis pembiayaan dari berbagai alternatif program yang dapat memberikan gambaran tentang Cost Efficiency,Cost Efectiveness dan Cost Utilization.
3.Menelaah aspek pembiayaan secara keseluruhan contoh: sumber pembiayaan kesehatan dari: pemerintah, swasta, out of pocket, berapa besarnya, kecendrungannya dan sistem mobilisasi pembayaan kesehatan (asuransi, grant, pajak dll).

Penerapan ilmu ekonomi kesehatan
Penerapan ilmu ekonomi dibidang kesehatan tidak bisa bertujuan Profit Maximization semata melainkan harus juga mempertimbangkan Equity atau unsur pemerataan.Hal inilah yang membedakan Ilmu Ekonomi murni dengan Ilmu Ekonomi Kesehatan. Untuk itu dalam penerapan ilmu ekonomi kesehatan diperlukan Analisis Biaya Pelayanan Institusi Kesehatan yang mengkaji tarif yang layak, besarnya subsidi yang harus diberikan, biaya yang harus dihilangkan/diperkecil.
Pasar Pelayanan Kesehatan:
1.Dokter/paramedis menyediakan bermacam jasa: diagnosa, memberikan resep dan
melakukan bedah jantung.
2.RSU bertindak sebagai penjual: perawatan pasien, pemeriksaan labor
3.Individu/masyarakat adalah konsumen yang membeli perawatan (pemeriksaan fisik,
perawatan dll).

MANAJEMEN PUSKESMAS
Analisis Biaya Puskesmas: adalah suatu kegiatan menghitung biaya puskesmas untuk berbagai jenis pelayanan yang ditawarkan, baik secara total maupun per unit (per-pasien) dengan cara menghitung seluruh biaya pada seluruh unit (pusat biaya) serta mendistribusikan keunit-unit produksi yang kemudian dibayar oleh pasien.
Tujuan umum kegiatan Analisis Biaya Puskesmas: untuk mendapatkan informasi mengenai biaya total dan biaya satuan di Puskesmas, Pustu, Bidan di Desa.
Tujuan Khusus:
1.Mendapatkan gambaran mengenai unit/bagian yang merupakan pusat biaya (cost center) dan pusat pendapatan (Revenue Center).
2.Mendapatkan gambaran biaya pada tiap unit/kegiatan pokok, baik biaya tetap (biaya investasi) maupun biaya variabel (biaya operasional) dan biaya pemeliharaan (biaya maintainance).
3,Mendapatkan gambaran pendapatan Puskesmas, baik bersumber dari pemerintah maupun bersumber pendapatan retribusi (revenue)
4.Mendapatkan gambaran biaya satuan pelayanan Puskesmas (BP (kuratif), KIA. KB, Imunisasi, Rawat Inap untuk puskesmas dengan tempat tidur, dll).
Biaya Satuan (Unit cost) adalah biaya yang dihitung untuk 1 satuan produk pelayanan (informasi yang menggambarkan besarnya biaya setiap pelayanan setiap pasien yang mendapatkan yankes. UC =TC/Q
Home Care secara sederhana dapat dikemukakan sebagai “Perawatan pasien /klien dirumah”. Suharyati (1998), mengutip Habbs and Perin (1985) mengemukakan Home care sebagai Family and  or Professionally Provided Health Care and Related service delivered in the home environment. Dua jenis pasar yang dominan dari home care adalah klien dengan kondisi paska akut dan klien dengan kondisi ketidakmampuan tertentu (disable) dan atau dengan kondisi penyakit kronis (Dochterman & Grace, 2001).
MANAJEMEN HOME CARE

Implementasi praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat sebenarnya tidak harus dilakukan di rumah sakit, klinik, ataupun di gedung puskesmas tetapi dapat juga dilaksanakan dimasyarakat maupun dirumah pasien. Pelayanan keperawatan yang dilkukan dirumah pasien disebut Home Care.
Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah merupakan layanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993), Sehingga home care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang telah melalui sejarah yang panjang.

SEJARAH PERKEMBANGAN HOME CARE

DI LUAR NEGERI
Di Amerika, Home Care (HC) yang terorganisasikan dimulai sejak sekitar tahun 1880- an, dimana saat itu banyak sekali penderita penyakit infeksi dengan angka kematian yang tinggi. Meskipun pada saat itu telah banyak didirikan rumah sakit modern, namun pemanfaatannya masih sangat rendah, hal ini dikarenakan masyarakat lebih menyukai perawatan dirumah. Kondisi ini berkembang secara professional, sehingga pada tahun 1900 terdapat 12.000 perawat terlatih di seluruh USA (Visiting Nurses / VN ; memberikan asuhan keperawatan dirumah pada keluarga miskin, Public Health Nurses, melakukan upaya promosi dan prevensi untuk melindungi kesehatan masyarakat, serta Perawat Praktik Mandiri yang melakukan asuhan keperawatan pasien dirumah sesuai kebutuhannya). (Lerman D. & Eric B.L, 1993).
Sejak tahun 1990-an institusi yang memberikan layanan Home Care terus meningkat sekitar 10% perthun dari semula layanan hanya diberikan oleh organisasi perawat pengunjung rumah (VNA = Visiting Nurse Association) dan pemerintah, kemudian berkembang layanan yang berorientasi profit (Proprietary Agencies) dan yang berbasis RS (Hospital Based Agencies) Kondisi ini terjadi seiring dengan perubahan system pembayaran jasa layanan Home Care (dapat dibayar melalui pihak ke tiga / asuransi) dan perkembangan spesialisasi di berbagai layanan kesehatan termasuk berkembangnya Home Health Nursing yang merupakan spesialisasi dari Community Health Nursing (Allender & Spradley, 2001)
Di UK, Home Care berkembang secara professional selama pertengahan abad 19, dengan mulai berkembangnya District Nursing, yang pada awalnya dimulai oleh para Biarawati yang merawat orang miskin yang sakit dirumah. Kemudian merek mulai melatih wanita dari kalangan menengah ke bawah untuk merawat orang miskin yang sakit, dibawah pengawasan Biarawati tersebut (Walliamson, 1996 dalam Lawwton, Cantrell & Harris, 2000). Kondisi ini terus berkembang sehingga pada tahun 1992 ditetapkan peran District Nurse (DN) adalah :
  • merawat orang sakit dirumah, sampai klien mampu mandiri
  • merawat orang sakaratul maut dirumah agar meninggal dengan nyaman dan damai
    • mengajarkan ketrampilan keperawatan dasar kepada klien dan keluarga, agar dapat  digunakan pada saat kunjungan perawat telah berlalu.
Selain District Nurse (DN), di UK juga muncul perawat Health Visitor (HV) yang berperan sebagai District Nurse (DN) ditambah dengan peran lain ialah :
  • melakukan penyuluhan dan konseling pada klien, keluarga maupun masyarakat luas  dalam upaya pencegahan penyakit dan promosi kesehatan
  • memberikan saran dan pandangan bagaimana mengelola kesehatan dan kesejahteraan  masyarakat sesuai dengan kondisi setempat.

DI DALAM NEGERI
Di Indonesia, layanan Home Care (HC) sebenarnya bukan merupakan hal yang baru, karena merawat pasien di rumah baik yang dilakukan oleh anggota keluarga yang dilatih dan atau oleh tenaga keperawatan melalui kunjungan rumah secara perorangan, adalah merupakan hal biasa sejak dahulu kala. Sebagai contoh dapat dikemukakandalam perawatan maternitas, dimana RS Budi Kemulyaan di Jakarta yang merupakan RS pendidikan Bidan tertua di Indonesia, sejak berdirinya sampai sekitar tahun 1975 telah melakukan program Home Care (HC) yang disebut dengan “Partus Luar”. Dalam layanan “Partus Luar”, bidan dan siswa bidan RS Budi Kemulyaan melakukan pertolongan persalinan normal dirumah pasien, kemudian diikuti dengan perawatan nifas dan neonatal oleh siswa bidan senior (kandidat) sampai tali pusat bayi puput (lepas). Baik bidan maupun siswa bidan yang melaksanakan tugas “Partus Luar” dan tindak lanjutnya, harus membuat laporan tertulis kepada RS tentang kondisi ibu dan bayi serta tindakan yang telah dilakukan. Kondisi ini terhenti seiring dengan perubahan kebijakan Depkes yang memisahkan organisasi pendidikan dengan pelayanan


PENTINGNYA HOME CARE:
Bagi Klien dan Keluarga
  • Program Home Care (HC) dapat membantu meringankan biaya rawat inap yang  makin mahal, karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien, transportasi dan konsumsi keluarga
  • Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat anggoa  keluarga ada yang sakit
  • Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri
    • Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas merawat orang sakit yang biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena itu kehadiran perawat untuk menggantikannya

Bagi Perawat
  • Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan lingkungan yang  tetap sama
    • Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah klien, dengan begitu kepuasan kerja perawat akan meningkat.
JENIS INSTITUSI PEMBERI LAYANAN HOME CARE (HC)
Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan Home Care (HC), antara lain:
Institusi Pemerintah
Di Indonesia pelayanan Home Care (HC) yang telah lama berlangsung dilakukan adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi, balita maupun lansia) yang akan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan puskesmas (digaji oleh pemerintah). Klien yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke bawah. Di Amerika hal ini dilakukan oleh Visiting Nurse (VN)
Institusi Sosial
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dengan sukarela dan tidak memungut biaya. Biasanya di lakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan dengan penyandang dananya dari donatur, misalnya Bala Keselamatan yang melakukan kunjungan rumah kepada keluarga yang membutuhkan sebagai wujud pangabdian kepadan Tuhan.
Institusi Swasta
I           nstitusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dalam bentuk praktik mandiri baik perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan pelayanan HC dengan menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun pembayaran melalui pihak ke tiga (asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehatan swasta, tentu tidak berorientasi “not for profit service”

Home Care (HC) Berbasis Rumah Sakit (Hospital Home Care)
Merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah dirawat dirumah sakit, karena masih memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan dirumah. Alasan munculnya jenis program ini selain apa yang telah dikemukakan dalam alasan Home Care (HC) diatas, adalah :
v  Ambulasi dini dengan resiko memendeknya hari rawat, sehingga kesempatan untuk melakukan pendidikan kesehatan sangat kurang (misalnya ibu post partum normal hanya dirawat 1-3 hari, sehingga untuk mengajarkan bagaimana cara menyusui yang baik, cara merawat tali pusat bayi, memandikan bayi, merawat luka perineum ibu, senam post partum, dll) belum dilaksanakan secara optimum sehingga kemandirian ibu masih kurang.
v  Menghindari resiko infeksi nosokomial yang dapat terjadi pada klien yang dirawat dirumah sakit.
v  Makin banyaknya penyakit kronis, yang bila dirawat di RS tentu memerlukan biaya yang besar
v  Perlunya kesinambungan perawatan klien dari rumah sakit ke rumah, sehingga akan meningkatkan kepuasan klien maupun perawat. Hasil penelitian dari “Suharyati” staf dosen keperawatan komunitas PSIK Univ. Padjajaran Bandung di RSHS Bandung menunjukkan bahwa konsumen RSHS cenderung menerima program HHC (Hospital Home Care) dengan alasan ; lebih nyaman, tidak merepotkan, menghemat waktu & biaya serta lebih mempercepat tali kekeluargaan (Suharyati, 1998)

POPULASI, JENIS DAN PEMBERI LAYANAN HOME CARE (HC)
Populasi layanan
Populasi layanan Home Care (HC) di Amerika didominasi oleh wanita (66,8%). Meskipun program Home Care (HC) diperuntukkan untuk semua umur, tetapi mayoritas klien berusia 65 tahun atau lebih (Allender & Spradley, 2001).
Pengalaman Home Health Care (HHC) oleh “Suharyati” staf dosen keperawatan komunitas PSIK Univ. Padjajaran Bandung di RS Al-Islam Bandung (yang dimulai sejak 1995) juga menunjukkan kondisi yang sama, dimana pada triwulan I tahun 2002 klien wanita lebih banyak dari pria dan kelompok usia lanjut juga mendominasi layanan HHC di RS Al-Islam Bandung (Maya H, 2002). Hal ini mungkin disebabkan karena populasi wanita lebih banyak dan umur harapan hidup wanita lebih panjang dari pria serta para lansia yang cenderung untuk lebih mudah terserang penyakit.

Jenis layanan
Mengingat HC dalam keperawatan merupakan spesialisasi dari keperawatan komunitas (Blackie, 1998), maka jenis layanan yang diberikan meliputi layanan keperawatan (diagnosa dan perlakuan terhadap respon manusia yang menghadapi masalah kesehatan baik potensial maupun actual dalam memenuhi kebutuhan dasarnya) dan layanan kesehatan masyarakat (prevensi primer, sekunder dan tersier). Di Amerika jenis kasus yang dirawat di rumah menurut Allender & Spradley 2001 adalah :
·  Penyakit jantung
  • Penyakit/gangguan system muskuloskeletal dan jaringan pengikat
  • Penyakit Diabetes Mellitus
  • Penyakit system pernafasan
  • Luka
  • Keracunan
  • Kanker (hanya sebagian kecil), karena kebanyakan kasus palliative dirawat di Hospice

Pemberi layanan
Pemberi layanan keperawatan di rumah terdiri dari dua jenis tenaga, yaitu :
a.       Tenaga informal
Tenaga informal adalah anggota keluarga atau teman yang memberikan layanan kepada klien tanpa dibayar. Diperkirakan 75% lanjut usia di Amerika dirawat oleh jenis tenaga ini (Allender & Spradley, 2001)
b.      Tenaga formal
Tenaga formal adalah perawat yang harus bekerja bersama keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan, sehingga harus memperhatikan semua aspek kehidupan keluarga. Oleh karena itu perawat di masyarakat dituntut untuk mampu berfikir kritis dan menguasai ketrampilan klinik dan harus seorang RN. Dengan demikian diharapkan perawat dapat memberikan layanan sesuai dengan standard yang telah ditetapkan.
STANDAR PRAKTIK HOME HEALTH NURSING (HHN)
Asosiasi perawat Amerika (1999) telah menetapkan lingkungan dan standar Home Health Nursing yang meliputi standar asuhan keperawatan dan standar kinerja professional (Allender & Spradley, 2001)
Standard Asuhan Keperawatan
  • Standard – I, Perawat mengumpulkan data kesehatan klien
    • Standard – II, Dalam menetapkan diagnosa keperawatan, perawat melakukan analisa  terhadap data yang telah terkumpul
    • Standard – III, Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan baik dari klien maupun lingkungannya
    • Standard – IV, Perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan dengan menetapkan intervensi yang akan dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan
    • Standard – V, Perawat melaksanakan rencana intervensi yang telah di tetapkan dalam perencanaan
    • Standard – VI, Perawat melakukan evaluasi terhadap kemajuan klien yang mengarah ke pencapaian hasil yang diharapkan.

Standard Kinerja Profesional (professional performance)
  • Standard – I, Kualitas asuhan keperawatan, perawat melakukan evaluasi terhadap kualitas dan efektifitas praktik keperawatan secara sistematis
  • Standard – II, Performance Appraisal, perawat melakukan evaluasi diri sendiri terhadap praktik keperawatan yang dilakukannya dihubungkan dengan standar praktik professional, hasil penelitian ilmiah dan peraturan yang berlaku
  • Standard – III, Pendidikan, perawat berupaya untuk selalu meningklatkan pengetahuan dan kemampuan dirinya dalam praktik keperawatan
  • Standard – IV, Kesejawatan, perawat berinteraksi dan berperan aktif dalam pengembangan professionalism sesama perawat dan praktisi kesehatan lainnya sebagai sejawat
  • Standard – V, Etika, putusan dan tindakan perawat terhadap klien berdasarkan pada landasan etika profesi
  • Standar VI, Kolaborasi, dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat berkolaborasi dengan klien, keluarga dan praktisi kesehatan lain.
  • Standar VII, Penelitian, dalam praktiknya, perawat menerapkan hasil penelitian
  • Standard – VIII, Pemanfaatan sumber, perawat membantu klien atau keluarga untuk memahami resiko, keuntungan dan biaya perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan .

Peluang Kerja Perawat tak Hanya di Klinik!!

Peluang Kerja Perawat tak Hanya di Klinik!!

Sebagian besar calon perawat, dalam hal ini mahasiswa keperawatan banyak berpikir bahwa satu-satunya lahan kerja perawat di Indonesia adalah di Rumah Sakit atau Puskesmas. Sebagian lain berpikir, jika tidak jadi perawat di Rumah Sakit atau Puskesmas, bisa mencoba dunia pendidikan sebagai pengajar di insitusi keperawatan.

Mungkin tidak pernah terbayangkan bahwa sebenarnya peluang kerja perawat sangatlah banyak. Tinggal kita sebagai perawat bisa memilih jalur yang sesuai dengan kompetensi, minat dan bakat kita.

Sebagai gambaran saja bagi para calon perawat maupun yang sudah menjadi perawat, namun masih belum menemukan lahan kerja yang cocok dengan kompetensinya. Beberapa peluang kerja yang dapat diambil oleh perawat misalnya sebagai berikut.
1. Perawat Home Care
yang ini sudah tidak asing lagi mungkin bagi teman-teman. Ya, pelayanan Home Care belakangan ini sedang menjamur di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia.
2. Perawat Kesehatan Kerja (Occupational Health Nurse)
pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak terlepas dari munculnya berbagai perusahaan-perusahaan besar yang mampu meningkatkan pendapatan negara. Perusahaan-perusahaan tersebut tentunya memerlukan karyawan yang bahkan tidak sedikit jumlahnya. Nah, untuk menjamin kesehatan dan keselamatan para pekerjanya, banyak perusahaan menggunakan jasa OHN.
3. Perawat spesialis Enterpreneur
apa hubungannya? mungkin teman-teman bakal bertanya. Namun tidak menutup kemungkinan perawat juga punya jiwa berwirausaha.

4. Perawat Pendidik
semakin banyak kebutuhan akan perawat, maka semakin banyak pula bermunculan institusi keperawatan yang nantinya akan menelurkan perawat-perawat muda. Jadi, siap-siap saja bagi yang ingin menjadi pengajar/ pendidik.

5. Perawat Advokat
dewasa ini, banyak oknum-oknum yang memanfaatkan beban tugas dan tanggungjawab seorang perawat terhadap pasien untuk dijadikan kasus. untuk itu, sekiranya sangatlah perlu seorang perawat advokat melindungi profesi keperawatan dan kliennya dengan memahami hak dan tanggung jawab pemberi dan penerima jasa layanan keperawatan tersebut.

6. Perawat Peneliti
perawat peneliti sangat dihargai di berbagai negara. jadi, jika teman-teman ingin berkeliling dunia, lakukanlah dengan penelitian.
7. Perawat Politikus
mungkin agak ganjil kedengarannya. namun tidak menutup kemungkinan seorang perawat cakap dalam berpolitik. Beberapa kader partai besar, anggota DPR, dan lain-lain mempunyai latar belakang sebagai perawat. jadi, kenapa tidak dengan Anda?

8. Perawat Konsultan Kesehatan
Nah, ini mungkin yang paling gampang dilakukan. namun perlu pengetahuan mendalam dalam memahami kasus dan asuhan keperawatannya, agar benar-benar bisa disebut sebagai konsultan perawat profesional.

9. Perawat Teregistrasi (RN)
kelebihannya, teman-teman bisa bekerja di negara manapun dengan status Registered Nurse.

10. Perawat Komunitas
11. Perawat Maternitas
12. Perawat Manajer
13. Dll.
nah, itu saja gambaran peluang kerja perawat lainnya selain "hanya" bisa bekerja di RS maupun Puskesmas. Namun, untuk menjadi salah satu perawat diatas, diperlukan pengetahuan, keterampilan dan profesionalitas yang baik. Jadi, sebagai calon perawat, yuk mulai sekarang kita tingkatkan kompetensi kita agar bisa bersaing di dunia global nantinya.
MARI MERAWAT INDONESIA, MARI MENUJU SEHAT

PELUANG KERJA BAGI PERAWAT PROFESIONAL

Home care bagian praktek mandiri perawat, pelaksanaan praktek perawatan bagi perawat di Indonesia merupakan hak sekaligus kewajiban profesi untuk mencapai Indonesia sehat tahun 2010. Sebagai seorang profesi yang mandiri, perawat dituntut dapat memberikan pelayanan keperawatan yang profesional dan berkualitas kepada masyarakat. Berbagai jalan dapat dilakukan perawat untuk dapat menunjukkan hasil kerja dan kemampuannya kepada masyarakat. Praktek keperawatan dapat dilakukan di rumah sakit, klinik, puskesmas tetapi juga dapat dilakukan di rumah klien yang disebut dengan home care.

Home care merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh perawat di rumah pasien. Perawat melanjutkan perawatan yang pernah diterima klien dari rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya atau mungkin pasien tidak ada indikasi masuk rumah sakit sehingga hanya membutuhkan pelayanan keperawatan di rumah.

A. PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN HOME CARE.

Home care (HC) menurut Habbs dan Perrin 1985 merupakan layanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D dan Eric B.L, 1993)

Di Amerika Home care sudah terorganisasi mulai sekitar tahun 1880 an, di mana pada saat itu banyak sekali pasien penyakit infeksi dengan angka kematian yang tinggi. Meskipun pada saat itu telah banyak didirikan rumah sakit modern, namun pemanfaatannya masih sangat rendah, karena masyarakat lebih menyukai perawatan di rumah. Kondisi ini berkembang secara profesional, sehingga pada tahun 1900 terdapat 12.000 perawat terlatih di seluruh USA (visiting nurse/VN) memberikan asuhan keperawatan di rumah pada keluarga miskin, public health nurses, melakukan upaya promosi dan prevensi untuk melindungi kesehatan masyarakat, serta perawat praktik mandiri yang melakukan asuhan keperawatan pasien di rumah sesuai dengan kebutuhannya (Lerman D dan Eric B.L, 1993).
Di Indonesia layanan home care sebenarnya bukan merupakan hal yang baru karena merawat pasien di rumah sudah dilakukan oleh anggota keluarga maupun oleh perawat sejak jaman dahulu melalui kunjungan rumah.
B. LINGKUP PELAYANAN
Secara umum lingkup pelayanan dalam perawatan kesehatan di rumah dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan terapeutik
Pelayanan rehabilitasi medik dan keterapian fisik
Pelayanan informasi dan rujukan
Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan Kesehatan
Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
Pelayanan perbantuan untuk kegiatan sosial.
C. PEMBIAYAAN DAN POLA TARIF
Kebijaksanaan Tarif dalam Perawatan Kesehatan di rumah
Mengacu pada prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan sebagai berikut :
Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Tarif pelayanan kesehatan Perawatan Kesehatan di Rumah harus memperhatikan kemampuan keuangan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat.
Penetapan tarif pelayanan kesehatan Perawatan Kesehatan di Rumah meskipun dimungkinkan untuk mencari laba namun harus secara seimbang memperhatikan kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah dengan azas gotong royong.
Tarif pelayanan kesehatan Perawatan Kesehatan di Rumah untuk golongan masyarakat yang pembayarannya dijamin oleh pihak penjamin (asuransi kesehatan, JPKM,dll) ditetapkan atas dasar saling membantu melalui suatu ikatan tertulis.
Tarif pelayanan kesehatan Perawatan Kesehatan di Rumah harus mencakup seluruh unsur pelayanan secara proporsional.


Jenis Pelayanan yang dikenakan tarif dalam Perawatan Kesehatan di Rumah
Selain memperhatikan kebijakan yang telah disebutkan, penetapan tarif ditetapkan berdasarkan pertimbangan antara lain kategori tindakan dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks/canggih. Selain itu pertimbangan klasifikasi pelayanan dari yang biasa atau sederhana sampai dengan yang dapat dikategorikan mewah. Semua itu dapat dijadikan pertimbangan dalam memperhitungkan tarif yang layak.

Jenis Pelayanan yang dikenakan tarif meliputi :
Jasa pelayanan kesehatan dan non kesehatan.
Adalah imbalan yang diterima pelaksanaan pelayanan atas jasa yang diberikan kepada klien dalam rangka pelayanan meliputi :
1). Pelayanan medik meliputi : konsultasi dan tindakan medik
2). Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan meliputi konsultasi asuhan dan tindakan keperawatan serta tindakan medik yang dilimpahkan.
3). Pelayanan Penunjang Medik (Laboratorium, Radiologi, Fisioterapis, Terapi wicara, refraksionis, dll) meliputi konsultasi dan tindakan penunjang medik.
4). Pelayanan Penunjang Non Medik meliputi konsultasi oleh petugas sosial profesional dan pelayanan psikologi dan jiwa.
Jasa pelayanan sarana/prasarana
Adalah imbalan-imbalan yang diterima oleh pengelola atas pemakaian sarana, fasilitas, alat kesehatan, obat dan bahan habis pakai yang digunakan langsung terhadap klien baik dengan sistem sewa maupun membeli. Kegiatannya meliputi sewa peralatan medik, peralatan keperawatan dan alat kesehatan lainnya, transportasi klien, konsultasi per telepon dan sarana komunikasi lainnya, tindakan perbaikan lingkungan dalam rangka menciptakan lingkungan terapeutik


Contoh daftar tarif jasa perawatan


NO TINDAKAN TARIF 1 X TINDAKAN
1 Rawat luka 45.000 – 60.000
2 Nebulizier 35.0000
3 Angkat jahitan 45.000
4 Penanganan nyeri 50.000
5 Pemantauan KKP 50.000
6 Pemantauan Hipertensi 35.000
7 Pemantauan CVA 50.000
8 Pemantauan DM 30.000 – 50.000

Contoh Rincian biaya Perawatan luka gangren


Bahan habis pakai Alat/bahan Jasa perawat
Kassa steril 2 box Pinset anatomi Jasa perawat dan transport
H2O2 1 btl Pinset cirurgie
Na Cl 1 fls Gunting verban
Verban roll 2 bj Gunting nekrotomi
Spuit 5 cc 2 bj Bak instrumen
Handscoen 1 ps Biaya perawatan alat Rp 10.000,-
Rp 30.000,- Rp 50.000,-
Biaya keseluruhan untuk perawatan luka gangren 1 kali tindakan sebesar Rp 90.000,-
Contoh daftar tarif sewa alat :


No Alat Tarif
1 Set rawat luka 30.000-40.000
2 Nebulizier 40.000
3 Set angkat jahitan 35.000
4 Set hipertensi 10.000 – 20.000
5 Set oksigen + isi 1 m3 60.000
6 Set DM 20.000 – 30.000


Contoh daftar tarif transport

No Transport Tarif
1 Dalam kota Pasuruan 5.000 – 25.000
2 Luar Kota Pasuruan 30.000/km

D. JENIS INSTITUSI PEMBERI LAYANAN HOME CARE


Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan home care antara lain :
Institusi pemerintah Di Indonesia pelayanan home care yang telah lama berlangsung dilakukan adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi, balita maupun lansia) yang dilaksanakan oleh tenaga keperawatan puskesmas (digaji oleh pemerintah). Klien yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke bawah. Di Amerika hal ini dilakukan oleh visiting nurse. Institusi sosial yang melaksanakan pelayanan home care dengan sukarela dan tidak memungut biaya. Biasanya dilakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan dengan penyandang dananya dari donatur, misalnya bala keselamatan yang melakukan kunjungan rumah kepada keluarga yang membutuhkan sebagai wujud pengabdian pada Tuhan. Institusi swasta dalam bentuk praktik mandiri baik perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan pelayanan home care dengan menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun pembayaran melalui pihak ketiga (asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehtan swasta tentu tidak berorientasi not for profit services.
Hospital home care. Merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah dirawat di rumah sakit, keluarga masih memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan di rumah.

E. BAGAIMANA MERENCANAKAN INSTITUSI HOME CARE SWASTA

Institusi home care swasta baik didirikan secara individu maupun kelompok, baik untuk satu jenis layanan maupun layanan yang bervariasi. Untuk itu diperlukan perencanaan yang berdasarkan kebutuhan pasar. Perencanaan berdasarkan kebutuhan pasar mengharuskan kita untuk melakukan analisa eksternal dan internal.
Analisa eksternal memperhitungkan kecenderungan kebutuhan pasar baik jenis maupun jumlahnya. Misalnya bila kita berada di daerah yang penduduknya kebanyakan berusia produktif, maka sudah dapat diperkirakan bahwa pasar membutuhkan layanan keperawatan yang berhubungan dengan masalah reproduksi, bayi serta balita. Analisa eksternal juga harus melihat pesaing yang ada di sekitar daerah tersebut baik jumlah, jenis maupun kondisinya.
Analisa internal memperhitungkan tentang ketersediaan sumber (alam, manusia, dana ) baik yang aktual maupun potensial. Selain ketersediaan dana juga perlu dianalisa komitmen personal yang ada terhadap rencana pembentukan institusi home care. Komitmen personal merupakan persyaratan mutlak yang harus dimiliki untuk mengawali suatu bisnis baru.
Agar pelanggan loyal terhadap suatu institusi home care maka home care harus memperhatikan hal berikut :
Kemudahan meliputi kemudahan untuk dihubungi, untuk mendapatkan informasi, dan kemudahan untuk membuat janji.
Selalu tepat janji, sangat penting untuk membina hubungan saling percaya antara masyarakat dengan institusi home care swasta
Sesuai standar yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan ciri profesional
Bersifat responsif terhadap keluhan, kebutuhan dan harapan klien.
Mengembangkan hubungan kerjasama secara internal dan eksternal untuk memperbaiki kualitas layanan.

G. FASE PERSIAPAN

Struktur organisasi, yang didalamnya ada pimpinan home care, manager administrasi, manager pelayanan, koordinator kasus dan pelaksana pelayanan.
Perizinan
Mekanisme perizinan pendirian home care sebagai berikut :
Berbadan hukum yg ditetapkan dlm akte notaris Mengajukan ijin usaha Home care kpd Dinkes Kab/Kota setempat dg melampirkan :
a. Rekomendasi dari PPNI
b. Ijin lokasi bangunan
c. Ijin lingkungan
d. ijin usaha
e. Persyaratan tata ruang bangunan meliputi :
- ruang direktur
- ruang menajemen pely
- gudang sarana dan peralatan
- sarana komunikasi
- sarana transportasi
f. Ijin persyaratan tenaga meliputi ijin praktek profesi dan sertifikasi home care
Daftar tarif dibuat berdasarkan dengan memperhatikan standar harga di wilayah tempat berdirinya home care dengan memperhatikan golongan ekonomi lemah
Sarana dan Prasarana, meliputi set alat yang sering dipakai seperti perawatan luka, perawatan bayi, nebulizier, aksigen, suction dan juga peralatan komputer dan perlengkapan kantor.
Format askep, meliputi format register, pengkajian, tindakan, rekap alat/bahan yang terpakai, evaluasi dari perawat ataupun dari pasien/keluarga.
Form informed consent, meliputi persetujuan tindakan dari pasien dan keluarga, persetujuan pembiayaan dan keikutsertaaan dalam perawatan.
Surat Perjanjian kerjasama antara profesi lain seperti misalnya fisioterapi, dokter, laboratorium, radiologi dan juga dinas sosial.
Transportasi terutama untuk perawat home care dan juga transportasi pasien bila sewaktu-waktu perlu rujukan ke rumah sakit atau tempat pelayanan lainnya.
Sistem gaji/upah personil home care. Sistem ini harus lebih berorientasi pada kepentingan perawat pelaksana bukan keuntungan manajemen semata. Sistem penggajian bisa dalam bentuk bulanan atau dibuat dalam setiap kali selesai merawat pasien.


H. FASE IMPLEMENTASI

Case manager menugaskan surveyor untuk melakukan pengkajian kebutuhan klien dan perawat pelaksana untuk merawat klien.
Hasil pengkajian awal sebagai referensi untuk merencanakan kebutuhan klien selanjutnya dan dibuat kesepakatan dengan keluarga (waktu, biaya dan sistem perawatan yg dipilih).
Surveyor memantau pelaksanaan pelayanan keperawatan oleh perawat pelaksana

I. FASE TERMINASI

Perawat menyelesaikan tugas sesuai kontrak yg disepakati.
surveyor menyerahkan rekap peralatan dan biaya selama perawatan.
Kolektor melak kunjungan ke klg untuk penyelesaian administrasi.

J. FASE PASCA KUNJUNGAN

Evaluasi pelayanan home care pada pasien/keluarga dengan
- angket
- pertelepon
- lewat email
- Kunjungan
Mengenai : pely perawtan, komunikasi, sarana, dll

K. BENTUK-BENTUK HOME CARE

VNS New York (VNSNY)
Starling Glenn New York
Yakkum Rehabilitation centre
HHC Medistra
HHC Dharmais
HHC RS Sint Carolus
Prisma Home Care
Masih banyak lagi…………….


1. RS. St. Carolus
Sejak tahun 1995 dibuka Unit Pelayanan Kesehatan Di Rumah yang bertujuan memberdayakan masyarakat untuk ikut serta memelihara kesehatannya. Sampai saat ini Perawatan kesehatan di rumah masih terbatas melayani pasien pasca rawat

2. Visiting Nurse Service New York
Private care
Perawatan lebih komprehensif yang dilakukan oleh seorang perawat yang berpengalaman
Community and family care
1. Maternity, newborn & pediatrics
- Ada sejak th 1893 yg dilakukan pada Lilian wald seorg imigran yg tinggal di apartemen.
- Perawatan yg diberikan meliputi :
* kehamilan / prenatal
* kehamilan resiko; DM,HT,kertergant obat, HIV/AIDS,dll
* ibu baru
* bayi: kelahiran dg trauma, prematur, dll
* anak
* post partum : perwt luka Sc, perineum, dll
2. community care for children
- Fokus pada anak dg autisme, Down syndrome, cancer.
3. early intervention
Meliputi :
* anak dg keterlambatan dlm bhs,motorik dan personal sosial
* anak dg ketidakmampuan
* bayi prematur
* anak dg tumbang abnormal
4. Early head start & early steps family center
- Layanan yg diberikan pada keluarga baru sampai anaknya berusia 3 tahun
After hospital care
Perawatan yg dilakukan setelah pasien pulang dari RS
Hospice care
Meliputi :
- pasien yg tinggal di daerah pedalaman
- Pasien dg Ca,heart disease,AIDS,kidney and lung disease.
- Pasien di nursing home.
- Pasien yg tinggal sendirian
Specific medical condition
Pasien yg mendapatkan lanjutan terapi dari RS ke rumah.
Rehabilitation therapy
meliputi :
Th/ fisik, th/ okupasi,th/ bahasa utk pasien orthopedi, bedah jantung, cedera, gn neurologi yg ditangani oleh 500 terapis
Mental health
- Meliputi :
* mobile crisis
* assertive community treatment (ACT)
* Intensive case management (ICM)
* Clinical Case Management
* Family support
* Home Based Crisis Intervention (HBCI)
* Homeless Outreach
* Inhome Geriatric Mental Health
* Friends


Yakkum Rehabilitation Centre
Yang beralamat di Jl Kaliurang Km 13,5 Besi Yogyakarta Telp : (0274) 895386
Jenis pelayanan :
- Medical and nursing care
- Physiotherapy
- Occupational therapy
- Psycho-social therapy
- Educational program
- Economic empowerment
- Prothese/orthese
- Yakkum craft
- Community based rehab
- Working groups

4. Prisma Home Care

Didirikan tahun 2001
Sekretariat : Jl Karangrejo VI/32 Surabaya
Awalnya merupakan pengembangan program Diklat PPNI Kota Surabaya.
Rata-rata pasien 25-30/bulan
Terbanyak usia lansia
Kasus terbanyak : Awalnya kasus onkologi, 3 tahun terakhir kasus post stroke.
Jenis layanan :
Wound care
Post hospital care
Rehabilitation care
Specific medical condition
Children and newborn care


Private care

Gerontic case management

PENUTUP

Institusi home care dibedakan menjadi dua. Pertama adalah hospital home care yang dikelola oleh rumah sakit dan kebanyakan pasien yang dilayani adalah pasien pasca rawat di rumah sakit tersebut. Kedua adalah home care swasta (agency) yang dikelola oleh swasta atau suatu agency dan didirikan oleh yayasan atau lembaga lain yang sudah disyahkan dengan akta notaris.Keduanya merupakan bentuk pelayanan kesehatan masa depan karena dengan home care, pasien dapat dirawat dirumahnya sendiri dengan ditemani oleh anggota keluarga yang lain sehingga kecemasan pasien dapat diminimalkan. Perawatan di rumah selain dapat mengurangi kecemasan juga dapat menghemat biaya dari beberapa segi misal biaya kamar, biaya transpor dan biaya lain-lain yang terkait dengan penjaga yang sakit.Tetapi perlu diingat bahwa pasien yang dapat layananhome care adalah pasien yang secara medis dinyatakan aman untuk dirawat di rumah dengan kondisi rumah yang memadai

Jumat, 30 November 2012

apa kabar hati


Apa kabar hati…?
Maafkanlah aku yang telah lama meninggalkanmu,
Termenung dalam lamunan semu
Tenggelam dalam tetes jiwa tak bernyawa

Masihkah kau gelisah seperti dulu…?
Izinkanlah Aku menemukan sandaranmu
Dia yang akan menyeka keringat kegelisahanmu,
Menampa air matamu agar tak tersentuh debu

Jangan takut menerima kejujurannya,
Jika ia berjalan di atas garis siratal mustaqim,
Sekalipun seribu duri menusuk mata batinnya,
Ia akan tetap terjaga memeluk hati yang dalam

Ya Azza wa-Jalla….
Letakkanlah cinta dipundakku sebagai amanat
Akan kupapah sampai ke garis lauhil mahfuz,
Akan kupertanggung jawabkan hingga ke hulu Arasy-Mu

Wahai hati…
Sambutlah seribu satu kisah perjalanan takdir,
Tak perlu menghitung kesempurnaan,
Dekaplah kebahagiaan dengan erat
Agar tak lepas direnggut gelisah

Apa Kabar Hati..?
Semoga tetap menatap indah,Anugrah Rasa dari-Nya..
Jangan takut akan kekuranganmu,
Karena ia hadir sebagai penyempurna,
Dari apa yang telah telukis indah untukmu..